Critical Thinking and Problem Solving: Why People Need These Skills?

Suci Rachmawati
5 min readJan 24, 2021

World Economic Forum dalam artikelnya menyebutkan bahwa critical thinking dan problem solving adalah 2 dari 10 top skills yang dipercaya akan dibutuhkan di masa mendatang. Artikel yang dipublikasikan pada bulan Oktober 2020 lalu tersebut juga menyebutkan bahwa 50% karyawan perlu untuk mengasah kemampuannya kembali dalam 5 tahun ke depan karena dampak ekonomi akibat pandemik Covid-19 dan adopsi teknologi yang semakin meningkat.

Top skills in 2025 (source: World Economic Forum)

Lalu, mengapa harus critical thinking dan problem solving? Menurut pandangan saya, dengan adanya kejadian pandemik Covid-19 ini manusia semakin dipaksa untuk bisa sehat tidak hanya secara fisik tetapi juga sehat secara mental. Mengapa? Karena kondisi tersebut kita dihadapkan pada permasalahan yang belum pernah kita rasakan sebelumnya. Oleh karena itu, agar tetap bisa waras dan survive kita perlu memiliki kemampuan critical thinking dan problem solving.

Permasalahan yang dihadapi saat ini tidak hanya mengenai satu hal, tetapi juga mengenai banyak hal yang semuanya saling terkait termasuk dunia kerja. Dalam berkarir, semakin tinggi posisi atau jabatan kita maka terpaan angin akan lebih kencang (dalam hal ini adalah tantangan dan permasalahan yang ada). Jika kita tidak memiliki kemampuan critical thinking dan problem solving, bukan tidak mungkin nantinya karir kita akan stuck pada satu level atau bahkan kita bisa kehilangannya. Setiap orang yang bekerja tentu memiliki target dan pastinya jika dibuat dalam bentuk grafik tentu ia ingin pola karir yang menanjak sampai ada di titik tertentu. Agar bisa sampai ada di titik tersebut perlu kemampuan critical thinking dan problem solving, karena dalam perjalanannya kita harus mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada pada level yang dijalani saat ini terlebih dahulu barulah kita bisa menaiki level selanjutnya.

Satu hal yang perlu dijadikan catatan besar adalah kemampuan tersebut tidak akan mungkin bisa kita kuasai dengan sendirinya. Critical thinking bukan tentang berapa lama seseorang sudah merasakan dunia kerja melainkan seberapa sering seseorang mau untuk melatih dan mengasah kemampuan tersebut (tidak terbatas pada usia dan jabatan).

Berlatar belakang dari hal tersebut, beberapa waktu lalu saya mencoba untuk mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh GreatEdu mengenai Critical Thinking dan Problem Solving dengan Riffa Sancati sebagai pemateri. Tulisan ini merupakan bentuk refleksi untuk diri saya dan tentunya diharapkan bisa memberi manfaat kepada orang lain yang membaca.

Sebelum memasuki bahasan inti, tulisan ini akan terbatas pada:

1. Bagaimana kita menganalisa suatu masalah dan menyelesaikannya

2. Bagaimana kita mengambil keputusan

3. Soft skill yang dapat menunjang kemampuan critical thinking dan problem solving

Here we go!

Critical thinking, apa sih? Orang yang suka mengkritik? Tentu bukan ya. Critical thinking di sini adalah kemampuan yang digunakan untuk mengambil kesimpulan atas sebuah masalah yang kompleks (masalah yang melibatkan banyak variabel). Dalam menggunakan kemampuan tersebut, seseorang harus menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam menganalisa masalahnya dan mencari tahu hal-hal yang berkaitan dengan masalah tersebut. Lalu, kenapa critical thinking penting dalam dunia kerja? Critical thinking menjadi penting karena:

1. Membantu dalam proses pengambilan keputusan

2. Membantu dalam menemukan akar masalah

3. Membantu agar tidak mengulangi kesalahan yang sama

4. Melindungi diri dari niat buruk orang lain

Bagaimana caranya kita tahu kalau kita adalah seseorang yang belum memiliki kemampuan tersebut? Ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan kalau kita adalah poor critical thinker, yaitu:

1. Mudah berpikir negatif (terlalu cepat mengambil kesimpulan, dan pengambilan kesimpulan hanya berdasarkan asumsi dan less data)

2. Terlalu mudah menerima informasi yang tidak valid

3. Hanya berpikir menggunakan sudut pandang pribadi atau pengalaman pribadi

4. Sering melakukan kesalahan yang merugikan perusahaan

5. Sering mengulang kesalahan yang sama

6. Sering merasa bingung saat mengalami kegagalan

Poin-poin tersebut bisa menjadi tanda bahwa seseorang belum memiliki kemampuan critical thinking. Oleh karena itu, untuk mulai melatih diri kita agar menjadi critical thinker, kita bisa melakukan hal-hal ini:

1. Cross check fakta terkait suatu hal sebelum dibagikan ke orang lain

2. Berusaha memahami konteks dan perspektif orang lain sebelum memberikan komentar

3. Tidak mudah terbawa emosi dalam diskusi

4. Saat ada konflik, kita berusaha untuk mendengarkannya dari kedua sisi

5. Rutin membaca dan memahami apa yang kita baca

Setelah kita mengetahui poin-poin tersebut, kita harus mulai belajar berlatih dan membiasakan diri untuk melakukannya. Seperti yang sudah dituliskan sebelumnya bahwa kemampuan critical thinking dan problem solving tidak dapat muncul dengan sendirinya, perlu latihan dan juga diterapkan secara langsung. Berbicara soal critical thinking dan problem solving, pastinya juga akan berbicara mengenai hubungan dengan orang lain karena 2 kemampuan tersebut pasti melibatkan orang lain. Berikut adalah poin-poin yang harus kita pahami saat berhubungan dengan orang lain khususnya di tempat kerja:

1. Memahami konteks dan perspektif orang lain

2. Mengumpulkan fakta dan data

3. Menganalisa alasan atau tujuan orang lain berkata atau bertindak kepada kita

4. Mengutamakan rasional bukan emosional

5. Mencari common ground (saat suasana diskusi memanas, kita bisa mencari kesamaan/ kepentingan yang sama tentang apa yang ada dalam kedua kubu)

6. Mengambil keputusan terbaik untuk perusahaan bukan perorangan

Bagaimana dengan problem solving? Apa saja hal-hal yang perlu diketahui untuk memiliki kemampuan tersebut? Sama halnya dengan critical thinking, yang menjadi kunci untuk bisa memiliki kemampuan tersebut adalah menganalisa. Untuk bisa menyelesaikan suatu masalah, kita harus bisa menganalisa terlebih dahulu apa yang menjadi permasalahannya. Berikut adalah cara untuk menganalisa suatu masalah:

1. Mengumpulkan fakta dan data

2. Mengumpulkan opini dari berbagai sudut pandang

3. Menganalisis sebab-akibat

4. Menguraikan masalah seperti storytelling

Setelah kita mampu menganalisis tentang hal apa yang sebenarnya menjadi masalah, kita dapat memikirkan solusi untuk masalah tersebut. Namun, dalam proses penyelesaian masalah kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Fokus mengambil keputusan terbaik bukan untuk menyenangkan semua orang

2. Tidak terobsesi untuk mengambil keputusan yang sempurna

3. Analisis masalah dan menemukan akar masalah

4. Membuat solusi alternatif dan plus-minus dari masing-masing solusi

5. Ambil keputusan tepat pada waktunya

Jika kita sudah sampai pada tahap pengambilan keputusan, kita perlu menarik hal yang bisa dijadikan pembelajaran agar ke depannya tidak terulang kembali kesalahan yang sama. Berikut adalah cara untuk belajar dari kesalahan:

1. Review setiap langkah yang diambil pada tahap eksekusi dan temukan letak permasalahan

2. Analisis solusi dari masalah tersebut

3. Dokumentasikan masalah yang pernah terjadi dan solusinya

Terakhir, dalam webinar-nya Riffa Sancati menjelaskan bahwa setidaknya ada 6 soft skills (skills yang berhubungan dengan attitude dan hubungan kita dengan orang lain) lain yang juga harus kita miliki untuk bisa meningkatkan kemampuan critical thinking dan problem solving, yaitu:

1. Emotional intelligence (kita harus mampu mengontrol emosi baik itu emosi positif atau pun emosi negatif)

2. Komunikasi (dalam menyelesaikan masalah kita dituntut harus mendapatkan fakta dan data dari orang lain)

3. Tegas dalam mengambil keputusan (tidak boleh berpikir untuk mengambil keputusan yang bisa menyenangkan semua orang dan keputusan yang sempurna)

4. Mampu bekerja dalam tekanan

5. Fleksibilitas (kita harus bisa terbuka dalam menerima sudut pandang dari orang lain, namun juga harus tetap ada batasannya)

6. Negosiasi(untuk menyelesaikan masalah tentunya harus mencapai sebuah kesepakatan, dan untuk bisa mencapai kesepakatan tersebut maka tentu akan melibatkan orang lain. Jadi, kita dituntut harus bisa bernegosiasi dengan orang lain)

Bagaimana teman-teman? Sudah cukup tergambarkan ya bagaimana caranya untuk bisa memiliki kemampuan critical thinking dan problem solving? Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, saya ingin menuliskan kembali apa yang pernah disampaikan Riffa Sancati dalam webinar-nya waktu itu. Ia mengatakan bahwa keputusan yang terburuk akan tetap menjadi keputusan terbaik. Keputusan terburuk adalah ketika kita tidak membuat keputusan apapun. Rencana hanya sekadar rencana tanpa ada eksekusi.

Sekian. Semoga bermanfaat!

--

--

Suci Rachmawati

Medium is a medium for myself-contemplation. I will share stories about agriculture, career life, life lessons, and personal story/ development.